Bdg.News.
Bandung. Aksi Bela Islam 212 yang digagas oleh GNPF-MUI kemarin (2/12)
dipusatkan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Aksi yang dihadiri oleh para
Habaib, Ustadz, Ulama dan kaum Muslimin diisi dengan pembacaan Alquran, dzikir
bersama, pembacaan Shalawat nabi dan Tausyiah dari Umara dan Ulama ini memiliki
fokus tujuan yang sama seperti Aksi Bela Islam sebelumnya, yaitu “Penjarakan
Penista Agama”, sebagaimana rilis resmi Media center GNPF-MUI (1/12).
Tak
disangka-sangka, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden turut
hadir dalam Aksi tersebut. Melaksanakan sholat jum’at berjamaah dan dilanjutkan
dengan menyapa peserta Aksi. Dalam sapaannya beliau mengucapkan terima kasih
kepada para ulama dan peserta Aksi atas do’a yang telah dipanjatkan untuk
keselamatan bangsa, sebagaimana yang dilansir dari Islamic News Agency (2/12).
Namun
sangat disayangkan, dalam pemaparan yang singkat tersebut, Presiden Jokowi
tidak sedikitpun menyinggung tentang kasus penistaan Alquran yang dilakukan
oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Akibatnya,
peserta Aksi pun kecewa dan meneriakan, ‘Tangkap Ahok, Penjarakan Ahok!”
Aksi
Bela Islam 212 yang dihadiri oleh jutaan umat Muslim ini membuktikan bahwa
Indonesia adalah negeri dengan penduduk mayoritas Muslim yang memiliki perasaan
Islam yang tinggi. Selain itu, Aksi ini pun membuktikan bahwa Muslim Indonesia
tidak sudi dan rela Alquran yang mulia dihina dan sekaligus memberi pelajaran
kepada siapapun agar jangan hina Alquran, maka dapat disaksikan seluruh elemen umat
Muslim mulai dari timur hingga barat Indonesia bersatu di Jakarta, menyuarakan
satu tuntutan yang sama, yaitu “Tangkap Penista Alquran”. [Irfan]