oleh: Indra lesmana
Aktivis Gema Pembebasan Kota Bandung
Bergantinya
tahun 2016 yang meninggalkan banyak catatan merah dan masuknya tahun baru 2017,
rupanya rakyat langsung disuguhi mimpi buruk kembali. pemerintah melalui PT PLN
(Persero) pada 1 Januari 2017, subsidi listrik golongan 900 VA telah dicabut. Ada
sekitar 22,3 Juta pelanggan golongan 900 VA, maka yang sebelumnya mendapat
subsidi,akhirnya harus gigitjari lantaran secara bertahap akan dinaikan sampai kepada
harga keekonomian. Kenaikan tarif akan dilakukan setiap dua bulan sekali dengan
kenaikan dari Rp 605 menjadi Rp 791/kWh per 1 Januari 2017, Rp 1.034/kWh mulai
1 Maret 2017 dan Rp 1.352/kWh per 1 Mei 2017. Tidak hanya itu, kebuasan
penguasa kepada rakyatnya, semakin terlihat dalam kenaiakan biaya pengurusan
surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan (BPKP) naik hingga 100 persen mulai 6
januari 2017 (Liputan6.com,3/1/2017). Begitu juga secara diam-diam
pemerintah menaikan kembali harga BBM, Perubahan harga terhitung mulai pukul
00.00 WIB, tanggal 5 Januari 2017 dengan kenaikan harga Rp 300 Rupiah untuk
semua jenis BBM. Pertamax di DKI Jakarta, Jawa-Bali ditetapkan sebesar Rp 8.050
per liter dari semula Rp 7.750 per liter, Pertalite menjadi Rp 7.350 per
liter dari sebelumnya Rp 7.050 per liter dan Pertamina Dex dilepas diharga Rp 8.400
(VIVA.co.id,4/1/2017). Ditambah harga kebutuhan dapur seperti cabe
harganya meroket tembus hingga Rp 100 ribu – 150 ribu/kg (Liputan6.com,5/1/2017).
Lagu
lama kembali dinyanyikan rezim neolib negeri ini,pemberian subsidi TDL dianggap
tidak tepat sasaran karena membebani Negara, sama halnya dengan alasan penguasa
dalam penghapusan subsidi BBM pada akhir 2015 lalu, yang akhirnya mendapatkan
pujian oleh Obama. Upaya penghapusan subsidi oleh penguasa masih terlihat malu-malu,
sedikit demi sedikit mengurangi subsidi dan pada akhirnya,hal tersebut di
aminkan juga oleh rezim neolib Jokowi
yang mewarisi system penjajahan tanpa berfikir panjang melanjutkan jalur
liberalisasi yang telah dibangun.
Tahun
2015 pemerintah juga melakukan hal yang sama dengan menaikan tarif beberapa
golongan nonsubsidi TDL, mulai dari golongan 1300 VA ke atas, sebuah
konsukuensi atas lahirnya kebijakan liberal yang tidak diharapkan rakyat, lebih
tepatnya memaksa rakyat ikut dengan lahirnya UU Nomor 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan, sehingga menyesuaikan dengan harga keekonomian yang bertolak
dari inflasi, nilai tukar dan harga minyak dunia. Begitupun juga penghapusan
subsidi BBM yang merujuk kepada kebijakan rezim neolib sebelumnya dengan
merealisasikan UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas maupun Peraturan Pemerintah
Nomor 36 tahun 2004, dengan menyerahkan harga ke mekenisme pasar atau dalam
bahasa penjajahannya merupakan bentuk
liberalisasi, artinya pemerintah melempar bola panas kepada masyarakat yang
sewaktu-waktu bisa menghanguskan
kehidupan rakyat atau dengan kata lain Negara telah lepas tangan dalam
intervensi urusan rakyatnya. Alhasil tidak heran jika sering terjadi gonjang
ganjing ekonomi di masyarakat terlebih lagi jika harga minyak dunia melambung
tinggi dan anjloknya rupiah.
Dampak
dari kenaikan TDL, pajak kendaraan, BBM dan kebutuhan pokok yang lainnya, sudah
tentu akan melibas habis ekonomi masyarakat, menambah rentetan jumlah angka
kemiskinan baru yang saat ini mencapai 28,01 juta orang atau 10,86 persen (bps.go.id).
Lantaran kenaikan terjadi pada komoditas kebutuhan utama masyarakat yang
semakin melemahkan daya beli masyarakat, hal tersebut disampaikan juga oleh Pengamat
Ekonomi Firmanzah mengatakan pelemahan daya beli masyarakat dan ekonomi dunia
bukan hanya dirasakan tahun 2016, Sejak
2011-2014 ini pertumbuhan perusahaan mulai flat dan banyak perusahaan mulai
rugi karena pertumbuhan harga komoditas (REPUBLIKA.CO.ID, 22/6/2016).
Cara-cara
busuk yang dilakukan pemerintah sudah biasa dilakukan dengan menumbalkan rakyatnya, keterbatasan pemasukan untuk
menjalankan pemerintahan sering menjadi alasan meningkatkan pendapatan disektor
pajak, padahal itu merupakan kemalasan pemerintah dalam mengelola dan
memanfaatkan SDA yang nyatanya diberikan asing hingga saat ini sperti halnya
pemerintah tidak serius untuk menekan harga TDL padahal dengan bahan bakar batu
bara bisa menekan harga produksi, tapi nyatanya diberikan murah ke Tiongkok. Begitu
juga energi terbarukan sampai saat ini hanya isapan jempol belaka tidak ada
realisasinya, pada akhirnya rakyat menjadi target utama pemerasan oleh Negara
mengatasnamakan pajak. Berbeda halnya ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan
tax amnesty (pengampunan pajak) mengampuni para kapitalis dari pajak yang tidak
mereka bayarkan selama ini, terlihat begitu baik dan bijak. Tetapi ketika
berhadapan dengan rakyat tidak ada kata ampun.
Selain itu, Indonesia yang mengadopsi sistem kapitalis dengan menjalankan ekonomi
liberalnya, pada akhirnya harus hidup dengan pajak dan hutang, maka semakin
membebani rakyat dan menancapkan kolonialisme asing atas negeri ini.
Perlu jujur dalam menghadapi
permasalahan atas negeri ini, keran liberalisasi telah dibuka lebar dari hulu
hingga hilir baik dalam pembangunan ataupun pengelolaan aset negeri ini yang dimiliki ummat, akhirnya
berdampak pada kehidupan masyarakat. Begitupun Pemerintah hari ini, sudah
menikmati kursi kekuasaan melalui tangan-tangan kapitalis, maka isi kepala
mereka sudah tidak ada untuk rakyat melainkan melayani para tuan-tuannya.
Perlunya
secara mendalam dalam mendiagnosa akar masalah negeri ini, tiada lain
pengadopsian ideologi kapitalisme dengan asas sekulerismenya yang telah
menghancurkan tatananan hidup masyarakat serta penjajahan tetap ada dan Demokrasi sebagai pintu masuknya. Maka sesungguhnya perlunya cara pandang baru
dalam membangun sebuah sistem hidup, sebuah sistem yang tidak dibangun
berdasarkan syahwat bukan juga dengan jalan kompromi, maka sitem hidup tersbut
hanya terdapat pada ideologi Islam yang berasal dari wahyu. Penerapan ideologi Islam
yang mempu mengeluarkan manusia dari kegelapan dan penjajahan serta melawan dan
menahan berbagai bentuk intervensi asing serta berkuasanya para rezim neolib yang
menjadi kepanjangan tangan Negara penjajah dan membawa negeri ini beserta ummat
manusia menuju rahmatan lilalamiin.
Allah
SWT berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau penduduk kota-kota beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatanny”( QS, Alaraf:96)
Salam
revolusi