Oleh:
Irfan Wahyudin (Mahasiswa FPEB UPI)
Ironis,
ulama yang menjadi corong kebenaran dan pembawa amanah umat justru dianggap
pelaku kriminal manakala menyampaikan kebenaran dan menentang kezaliman
penguasa dan kepentingan asing dan aseng. Sebagaimana beberapa kasus yang
menimpa Habib Rizieq Shihab di Bandung, Tengku Zulkarnaen di Sintang dan Hj
Irena Handono di Jakarta dlsb. Jika kita cermati, kriminalisasi terhadap ulama
makin mencuat pasca Aksi Bela Islam III. Padahal Aksi yang disebut Aksi Super
Damai tersebut terselenggara dengan damai. Lalu mengapa justru penguasa makin reprensif
terhadap ulama dan umat Islam? Menurut Ust Islamil Yusanto (Jubir HTI), “Hal
ini merupakan aksi balas dendam dari terganggunya kepentingan asing dan aseng
pasca penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok”. Justru seharusnya Aksi Bela
Islam III mendatangkan kegembiraan bagi setiap orang karena berlangsung damai
tanpa kekerasan, tetapi nyatanya ada yang berduka dan geram karena berlangsung
damai dan tertib, jadi tidak punya alasan untuk mendeskreditkan ulama dan umat
Islam.
Ini
membuktikan bahwa, di belakang penista agama ada kepentingan politik yang besar
yang tak ingin kepentingannya diganggu, mulai dari kepentingan bisnis hingga kekuasaan
politik. Sebagai contoh kasus reklamasi dan Sumber Waras yang tak kunjung
selesai.
Upaya
kriminalisasi ulama dan umat Islam oleh penguasa tak ada tujuan lain selain
membungkam keinginan umat Islam untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah. Asing
dan aseng telah sukses mendikte penguasa tuk patuh melanggengkan sistem
demokrasi kapitalis demi kepentingannya mejarah kekayaan Indonesia. Hingga akhirnya
penguasa memaksa masyarakat untuk patuh dengan pemahaman keislaman yang sesuai
dengan model pemahaman islam yang diarahkan oleh asing dan aseng.
Sungguh,
upaya kriminalisasi terhadap ulama dan umat Islam semakin menunjukkan bahwa penguasa
tidak berpihak kepada umat Islam dan justru berpihak kepada kepentingan asing
dan aseng. Maka dari itu, wahai kaum muslimin mari tunjukan keberpihakan kita
terhadap Islam, mari bela agama, mari bela ulama.
Suarakan
kebenaran walaupun berat, sampaikan kewajiban menerapkan syariat Islam secara
kaffah dalam naungan khilafah di hadapan penguasa, karena ini merupakan
konsekuensi atas keimanan kita, sebagaimana sabda Rasul Saw, “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan
kalimat adil (kebenaran) di hadapan penguasa yang jahat” (HR. Abu Daud
dan Ibnu Majah).
Wallahu’alam