Foto sesaat sebelum hujan
Oleh: Muhammad Randy
Dakwah adalah Ujian
Bukanlah dakwah
jika tidak ada ujian, begitulah pelajaran yang akan kalian dapatkan ketika
membaca kisah perjuangan para anbiya dan orang orang beriman. Kucuran keringat,
tetesan darah dan semua yang mereka miliki mereka curahkan untuk menunjang dakwah
mereka. Meskipun mereka diboikot dan disiksa namun mereka tetap teguh di jalur
perjuangan.
Ujian umat
terdahulu teramat berat, mereka harus dibakar, digergaji bahkan dibunuh . namun
ujian kita saat ini ialah rasa malas yang terus menghinggap kepada setiap jiwa
untuk menghadap seruan dakwah. Rasa malas ini terus menggerogoti setiap insan
yang bernafas, jika mereka kalah dari rasa malas ini maka mereka hidup namun
jiwa mereka telah tiada.
Tapi tidak
dengan para remaja dari kabilah Bandung Kulon. Ketika mereka mendengar seruan
untuk berdakwah, mereka sambut dengan seruan takbir dan bangkit menuju medan
dakwah. Walaupun rasa malas, letih, dan lemah tidak menurunkan semangat mereka
untuk menjawab seruan dakwah. Karena mereka tahu ini merupakan tugas mulia
sebagai seorang manusia.
Hujan di Pagi Hari
Pagi itu tanggal
12 Februari 2017, hujan turun teramat deras. Memang selama seminggu ini hujan
terus turun di pagi hari. Mentari tidak menunjukan sinarnya di beberapa daerah
di kota Bandung. Kantor Hizbut Tahrir Jawa Barat pun tak luput dari siraman air
hujan yang turun dari langit. Pada tanggal 12 Februari 2017 pun LDS HTI Kota
Bandung mengadakan acara “Fun Gowes” dalam rangka kampanye selamatkan generasi
dari budaya liberal.
Keberangkatan di
mulai dari kantor HTI Jawa Barat, di perjalanan panji hitam Rasulullah saw
mengiringi kayuhan sepeda para peserta. Namun sebenarnya ada sekitar belasan
peserta dari Bandung Kulon yang belum datang. Akan tetapi panitia memutuskan
untuk mempertemukan para peserta awal dan peserta dari Bandung kulon di Taman
Cikapayang Dago.
Sebelumnya ketua
kabilah Bandung kulon memberikan pemberitahuan kepada panitia, bahwasanya hujan
di daerahnya teramat besar. Namun sekitar 15 menit kemudian “whats up” panitia
berdering dan menampilakan pemberitahuan bahwasanya kabilah Bandung Kulon akan
segera berangkat walaupun guyuran Hujan Terus tiada henti mengguyur daerahnya.
“Walaupun hujan
deras kami tetap berangkat, Allahu Akbar” begitulah isi pesan singkat yang
dikirimkan oleh Ust. Umar, pemimpin kabilah Bandung Kulon.
Setelah mendapat
berita tersebut panitia berinisiatif untuk mempertemukan para peserta di Taman
Cikapayang Dago. Dan panitia pun segera mempersiapkan peserta yang sudah
berkumpul di jl.jakarta No.41. Setelah dirasa siap panitia pun memimpin para
peserta untuk memulai mengayuh sepedanya menuju tujuan yang telah ditentukan.
Riuh pekikan
Takbir pun iringi perjalanan menuju tujuan, tak Nampak keringat diwajah mereka,
yang Nampak ialah mimik wajah semangat dibarengi dengan tetesan hujan yang
membasahi wajah mereka. Air hujan terus turun semakin deras sehingga membasahi
atribut dan bendera yang mereka persiapkan. Namun ini bukanlah halangan untuk
terus melanjutkan perjalanan hingga sampai tujuan.
Dikarenakan hari
minggu jalanan kota Bandung dipenuhi oleh lalu lalang kendaraan dan orang orang
yang sedang berteduh dibawah pohon rindang sepanjang jalan menuju gasibu.
Pasang mata menatap takjub melihat keteguhan para peserta gowes yang tetap
mengayuh sepedanya dengan guyuran air yang terus membasahi pakaian mereka.
Pasang mata itu melihat dan memperhatikan poster dan kibaran panji rasulullah
yang mereka bawa.
Tak terasa baju
yang digunakan telah dibasahi oleh guyuran air hujan yang semakin deras, dan
tak terasa juga kayuhan sepedah ini pun telah mengantarkan para peserta ke
Taman Cikapayang Dago untuk Beristirahan dan Berteduh sejenak.
Pertemuan dengan Kabilah Bandung Kulon
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang
berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain
Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (At Taubah : 16)
Sekitar pukul
09.00 WIB terlihat riuh dijalanan dan kibaran bendera hitam, Panji Rasulullah
saw. Ternyata kabilah Bandung Kulon telah sampai dengan keadaan sudah sangat
basah kuyup. Mereka lalu saling menyapa dan membariskan sepeda di bawah kolong
jembatan layang pasoepati. Senyuman mereka tampak natural, ketika mereka
dipertemukan dengan saudara saudara se-ideologi nya.
Tanpa Rasa Malu Nyatakan Kebenaran
Sesampainya di
Taman Cikapayang Dago, para peserta di suguhi dengan berbagai snack untuk
mengganti energy yang telah mereka keluarkan selama perjalanan. Seteguk air
yang disediakan panitia mampu membasahi kerongkongan mereka yang telah kering
dikarenakan dahaga yang mereka rasakan. Tetapi mereka tidak mau berlama lama
terbuai oleh godaan makanan yang terhidang. Mereka lalu bangkit dan
mempersiapkan atribut sebagai bahan dakwah.
Mereka lalu
membagi beberapa tim, sebagian tim mengibarkan bendera dan sebagian lagi
menyebarkan lembaran di perempatan. Terlihat dari bahasa tubuh para remaja ini,
bahwasanya mereka sangat percaya diri dengan ide yang mereka bawa. Ketika lampu
rambu lalu lintas telah menunjukan warna merah mereka turun kejalan untuk
membagikan selembaran. Sebagian mereka ada yang membentakang spanduk ajakan
untuk mengaji islam, dan sebagian sisanya blusukan masuk kedalam CFD (Car Free Day) Dago. Asap kendaraan yang
lalu lalang tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengungkapkan kebenaran
dari Allah SWT.
Karena waktu
dirasa telah cukup, maka panitia memanggil setiap peserta yagn sedang bertugas
dijalanan. Namun ternyata terdapat dua orang yang masih tertinggal di CFD Dago.
Maka panitia menunjuk beberapa temannya untuk segera menyusul. Maka majulah dua
orang, yang saya juluki sebagai fulan. Keduannya merupakan siswa kelas 10.
Mereka mencari temannya sambil menjunjung bendera hitam ditengah kerumunan
manusia di CFD Dago.
Tak lama
berselang orang yang dicari pun kembali ke titik kumpul, namun kedua orang yang
mencari belum kunjung kembali ke titik kumpul. Panitia berinisiatif untuk
menyusul kedua orang tersebut. Panitia tak susah mencari dikarenakan panitia
melihat kibaran bendera hitam ditengah kerumunan pengunjung CFD Dago. Ketika
panita mendatangi keduannya, banyak pasang mata yang menatap kibaran panji yang
dibawa oleh anak anak itu.
Lanjutkan Perjalanan Perjuangan Belum Usai
Matahari kembali
bersinar dan mengeringkan setiap pakaian para peserta yang telah basah. Setelah
semua peserta kembali kumpul, perjalan kembali dilanjutkan menuju Balai Kota
Bandung. Kayuhan sepeda terasa mudah dikarenakan jalanan menurun dari arah
Taman Cikapayang menuju Balai Kota
Bandung. Jalanan yang macet tidak menghambat laju sepeda para peserta.
Sesampainya di
tempat tujuan para peserta kembali mempersiapkan “ peralatan tempur “ mereka.
Mereka keluarkan spanduk dan selembaran dakwah yang tersisa. Tanpa diberi
komando, para peserta seakan akan sudah paham, mereka segera ambil peralatan
dan mereka membagikan kepada para remaja yang sedang menikmati hari minggunya
dengan bersantai di Balai kota.
Sebagian orang
yang diberikan selembaran, tampak membaca dengan serius apa yang tertuliskan
didalamnya. Tampak depan halaman tertuliskan “Budaya Liberal Menjerat Remaja”.
Dalam tulisan tersebut disampaikan banyak fakta terkait dampak buruk pergaulan
bebas.
Setelah
selembaran yang mereka bawa habis, para peserta kembali ke titik kumpul dan
berbicang bersama LDS HTI Kota Bandung. Dalam perbincangan tersebut mereka
membahas terkait pergaulan bebas dan valentine
day yang merusak generasi muda Indonesia.
“Valentine day
dan pergaulan bebas merupakan budaya asing yang harus ditolak oleh seorang
muslim. Dalam sabdanya Rasulullah bersabda bahwasanya, barang siapa yang
mengikuti suatu kaum maka ia termasuk golongannya.” Begitulah ujar Aif Saiful
Ma’ruf selaku Ketua LDS HTI Kota Bandung dalam perbincangan tersebut.
Acara tersebut
selesai pukul 11.30 WIB dan ditutup dengan pembacaan doa, selanjutnya para
peserta meninggalkan tempat dengan tertib.