Oleh : Ummu Lanaga
Festival Asia Afrika rencananya akan
digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, pada April 2020. Menurut Dinas Budaya dan
Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, 28 delegasi provinsi di Indonesia akan
hadir. Diperkirakan, acara itu akan dihadiri 40 ribu orang, baik penonton
maupun pengisi acara. Gelaran ini juga tentu direncanakan didatangi oleh
perwakilan negara-negara Asia Afrika.
"Kami optimistis, event ini akan
menarik arus wisatawan dalam jumlah yang besar,” terang Direktur Pengembangan
Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur
Kemenparekraf Wawan Gunawan.
Terkait dengan semakin merebaknya wabah
Covid-19, belum ada keputusan apakah
gelaran ini akan ditunda atau dilaksanakan.
"Saya tidak suka mendengar acara
dibatalkan, nanti kita ukur saja keilmiahannya apakah ada potensi virus atau
tidak, negara yang diundang juga kalau tidak ada dalam list (travel
warning) tidak ada masalah," kata Gubernur. Meski kemudian Gubernur yang
disapa Emil ini telah menyarankan walikota Bandung untuk menunda gelaran
tersebut.
Apakah gelaran Festival Asia Afrika 2020
akan tetap berlangsung? Apa yang akan
menjadi pilihan pemerintah kota: Isolasi atau investasi?
Dalam situasi wabah yang masuk level
Pandemik, tindakan-tindakan preventif
perlu untuk dilakukan agar persebaran virus menjadi tertekan. Islam mengajarkan agar dilakukan karantina/isolasi.
Keselamatan warga jauh harus lebih diutamakan daripada keuntungan material.
“Jika kamu mendengar wabah di suatu
wilayah, maka janganlah kalian memasukinya.
Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan
tempat itu." (HR. al-Bukhari)
Inilah panduan Islam. Penguasa dalam pandangan Islam merupakan
penanggungjawab atas rakyatnya. Dengan
sistem politik dan sistem ekonomi yang stabil,
rakyat akan dilindungi dari semakin menyebarnya wabah dengan tetap
memenuhi kebutuhan rakyat dalam situasi isolasi. Wallahu a'lam bish-showab. []